Senin, 24 Juni 2013

Apakah itu PASIS ?

Sejarah Lahirnya Pasukan Inti Siswa (PASIS) 

Pada awalnya Pasukan Inti Siswa (PASIS) berasal dari organisasi Pasukan Pengibar Bendera atau Paskibra yang berdiri pada tanggal 5 oktober 1991 di SMA negeri 2 Bandar Lampung dan merupakan organisasi Paskibra pertama yang berdiri di propinsi Lampung.

Paskibra SMA Negeri 2 Bandar Lampung didirikan oleh Yosrinaldo Syarief setelah mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Kader Pemuda Tingkat Perintis sebagai anggota Pasukan Pengibar Duplikat Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) Propinsi Lampung yang kemudian mendapat informasi tentang terbentuk dan berkembangnya organisasi Paskibra Sekolah di kota Jakarta Timur, Jakarta dan kota Bandung, Jawa Barat.
Kemudian Paskibra Sekolah di propinsi lampung khususnya di kota Bandar Lampung berkembang pesat, terutama sejak kegiatan ‘Studi Banding’ Bidang Pembinaan Generasi Muda (PGM) Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung (waktu itu) ke kota Bandung, Jawa Barat, pada bulan Desember 1992.

Tahun 1993 di SMA Negeri 3 Bandar Lampung berdiri organisasi Paskibra Sekolah yang dipelopori oleh Lidyana Ariam, anggota PASKIBRAKA propinsi Lampung tahun 1993. Pada waktu pendirian dan awal kegiatan organisasi tersebut, bekerjasama dengan senior dari SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Dari catatan itu, dapat dilihat betapa dekatnya hubungan organisasi Paskibra 2 sekolah tersebut.
Sebagai organisasi baru, satuan Paskibra SMA Negeri 2 dan 3 Bandar Lampung dapat dikatakan sebagai satuan pelopor dan perintis untuk tumbuh dan kembangnya organisasi Paskibra Sekolah di kota Bandar Lampung khususnya, dan di propinsi Lampung pada umumnya, termasuk meletakkan pondasi dasar organisasi, pengembangan materi, pedoman pembinaan, kegiatan pendidikan dan latihan, bahkan perencanaan Buku Saku Anggota Paskibra pun dilakukan oleh senior atau alumni dari kedua sekolah tersebut.

Selain ciri, sikap, kedisiplinan dan kepemimpinan khas Paskibra yang berhasil diwujudkan dan ditanamkan 2 satuan tersebut, prestasi anggota dan organisasi pun tidak luput menjadi catatan tersendiri, hampir setiap tahun kedua sekolah tersebut mengirimkan siswa-siswi terbaiknya untuk menjadi anggota PASKIBRAKA, baik untuk tingkat propinsi maupun tingkat Nasional.
Seiring dengan perkembangan zaman yang tentu saja diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, cara pandang, dan sikap hidup, pada tahun 1997 SMA Negeri 2 Bandar Lampung membentuk organisasi Pasukan Inti Siswa atau PASIS. Pembentukan ini dimaksudkan untuk menghindari rutinitas dan perkembangan organisasi Paskibra yang cenderung menurun dan monoton serta mulai kehilangan jati dirinya, akan tetapi organisasi Paskibra sendiri tetap ada di SMA Negeri 2 Bandar Lampung dengan jumlah anggota yang dibatasi.

Transformsi organisasi Paskibra ke PASIS menghabiskan waktu lebih kurang 3 tahun (1997-2000), hingga dapat menentukan format atau bentuk, cirri khas, atribut dan perlengkapannya, aturan dan peraturan, materi pendidikan dan latihan, metode pembinaan, serta struktur organisasi yang lebih baik dan bersifat dinamis.
Perubahan bentuk ini dilakukan atas dasar kesadaran atau kewajiban para pelajar untuk menuntut ilmu dan mengembangkan pengetahuan di berbagai bidang serta meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pada tahun 2000 SMA Negeri 3 Bandar Lampung juga mendirikan PASIS yang diikuti dengan pembubaran organisasi Paskibra di SMA Negeri 2 dan 3 Bandar Lampung.
Ide berdiri dan berkembangnya organisasi PASIS yang menyatukan 2 sekolah favorit ini dilakukan oleh Senior Yosrinaldo Syarief (Alumni SMA Negeri 2 Bandar Lampung-1993); Ibu Dra. Rosa Kaswanti (Wakil Kepala SMA Negeri 2 Bandar Lampung, urusan kesiswaan); Ibu Dra. Lyn Wardha Ismail (Pembina Paskibra-PASIS SMA Negeri 2 Bandar Lampung); Ibu Triaswati Ningsih, S.Pd. (Pembina Paskibra-PASIS SMA Negeri 3 Bandar Lampung); serta senior/ alumni SMA Negeri 2 Bandar Lampung angkatan 1997-2000 dan senior/ alumni SMA Negeri 3 Bandar Lampung angkatan 1999-2000.

Organisasi PASIS merupakan penyatuan dan pengembangan ide antara organisasi Paskibra di kota Bandung, organisasi Pleton Inti (PON-TI) di Yogyakarta, dan organisasi Paskibra SMA Negeri 2 dan 3 Bandar Lampung, dengan tetap memperhatikan dan tidak menghilangkan hal-hal yang bersifat inti, seperti pendidikan kader kepemimpinan dan pendidikan kedisiplinan dengan tetap mengutamakan prestasi di bidang akademis. Dengan kata lain PASIS tidak mementingkan prestasi organisasinya melainkan mengutamakan pengembangan kepribadian dan prestasi anggotanya secara individu serta tidak mementingkan kuantitas anggotanya, melainkan lebih mengutamakan kualitas anggota PASIS.